Minggu, 20 Maret 2011

Manusia dan penderitaan

Pengertian penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Yang artinya menahan dan menanggung. Derita adalah menanggung dan merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
 

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderiataan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu tersebutlah yang dapat mengendalikannya. Peranan individu tersebutlah yang menentukan berat-ringannya penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan belum tentu bagi orang lain merupakan penderitaan. Dapat pula penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang karena dijadikan pelajaran hidup untuk terus bangkit dan bergerak maju kedepan menjadikannya sebagai pengalaman dan pelajaran hidup untuk bangkit dan percaya akan masa depan dan sebagai langkah awal kenikmatan dan kebahagiaan.

Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal ini sudah merupakan “RESIKO” kehidupan. Tuhan YME menciptakan kesenangan atau kebahagiaan kepada hambanya, tetapi juga memberikan penderitaan dan kesedihan yang kadang-kadang bermakna untuk kehidupan agar manusia menjadikannya pelajaran dan tidak berpaling kepada-Nya. 

Bagi manusia yang beriman apabila mendapatkan ujian atau musibah akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat dan kembali kepada-Nya dengan bersikap pasrah dan menerima akan nasib yang telah ditentukan Tuhan YME atas dirinya. Kepasrahan karena yakin akan kekuasaan Tuhan memang lebih besar dari segalanya. Dalam kepasrahan tersebut akan memperoleh kedamaian karena sudah menyerahkan segala sesuatu tentang hidup kepada Tuhan Yang Maha Menentukan serta menerima takdir yang diberikan sehingga penderitaan akan berkurang dengan adanya rasa itu.

Baik dalam Al-quran maupun kitab suci lainnya banyak yang menerangkan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut sehingga mengalami penderitaan.

Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya?

Hal tersebut menjadi pertanyaan manusia dalam menanggapi suatu penderitaan agar mengetahui jawaban atas penyelesaian penderitaan yang dihadapi oleh manusia sendiri. Karena setiap masalah akan selalu datang dan menghampiri setipa kehidupan juga penderitaan namun jika kita menghadapinya dengan tenag dan terus beristiqomah dan berserah diri kepada Tuhan YME akan mendapatkan jawaban dan bantuan dari-Nya.

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Oleh karena itu, terserah dari manusia itu sendiri untuk mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali.

Manusia dan keindahan



Keindahan berasal dari kata indah, yag mempunyai arti bagus, cantik, elok, dan permai. Benda yang mempunyai sifat indah adalah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, suara, warna, dan sebagainya. Keindahan merupakan bagian dari kehidupan yang tak dapat dipisahkan dari manusia. Dimanapun dan kapanpun manusia dapat menikmati keindahan.


Keindahan identik dengan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan dari sikap seseorang. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat dengan orang atau orang lain. 

Apakah keindahan itu?
Sebenarnya sulit mengertikan keindahan itu sendiri. Keindahan merupakan konsep yang abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak nyata dan jelas. Keindahan itu baru jelas dan nyata jika dihubungkan dengan suatu objek atau karya. Dengan kata lain keindahan baru dapat dinikmati.

Keindahan memiliki beberapa kelompok yang memisahkan antara keindahan itu sendiri :
1.      Keindahan seni
2.      Keindahan alam
3.      Keindahan moral
4.      Keindahan intelektual

Keindahan dalam arti estetis menyangkut pengalaman dari seseorang dalam kehidupannya. 

Keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras antara sesama.

Dalam buku AN Essay On Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa rati keindahan tidak akan pernah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunkan kata-kata penyair romantic John Keats (1795-1821) sebagai pegangan tentang keindahan. Dalam Endymion dia berkata :

A thing of beauty is a joy forever, it’s loveliness is creases, it will never pass into nothingness”

Dia mengatakan, bahwa suatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ketiadaan. Dari hal inilah kita mengetahui bahwa keindahan adalah konsep yang mempunyai hasil apabila sudah merupakan bentuk.

Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, sedangkan nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri.

Contoh :
1.      Puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, dan sajak disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui puisi disebut intrinsik.
2.      Tari-tarian merupakan nilai ekstrinsik sedangkan pesan yang ingin disampaikan dari tarian tersebut adalah nilai intrinsik.

Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?

Pada dasarnya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan juga tidak pula dikurang-kurangkan.

Manusia dan keadilan

A.                 Pengertian keadilan

Keadilan menurut aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang itu mempunyai kesamaan dalam ukuran yang ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. Kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan mendapatkan bagian yang tidak sama, sedangkan hal itu adalah tidak baik yang disebut ketidakadilan.

Keadilan menurut plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya yang dikendalikan oleh akal.

Menurut pendapat yang umum keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan merupakan keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain keadilan adalah bila setiap orang memperoleh bagian yang sama dari haknya sebagai manusia.

Keadilan itu membicarakan antara hak dan kewajiban yang berkaitan dengan kehidupan, manusia sudah sepatutnya menghargai hak dan kewajiban seseorang tentang apapun yang telah dijalankannya dan diputuskannya. Manusia baru dikatakan manusia yang memiliki keadilan apabila telah memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengutarakan maksudnya dan mendengarkan maunya lalu menerima dengan ikhlas keputusannya dan berbuat adil atas keputusan tersebut lalu menerimanya dengan tulus sesuai hati nurani.

                                     


Manusia seperti itu jarang sekali ditemukan didunia ini contohnya di pemerintahan dan pertahanan Negara kita ini yang minim sekali orang yang berbuat ADIL

Hakim yang adil memang hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa tetapi sebagai manusia jiga harus memiliki sikap seperti itu agar dapat menhargai satu sama lain sehingga tidak ada penekanan dalam jiwa seseorang dalam memilih sesuatu keputusan.

Setidaknya setelah berlaku adil kita baru terasa telah memberikan seseorang hidup dengan senyum dan kedamaian hatinya tanpa harus memaksa dan menekannya.
Berbagai macam keadilan :
1.                  Keadilan Legal atau Keadilan Moral
2.                  Keadilan Distributif
3.                  Keadilan Komutatif  

Keadilan Legal atau Moral adalah kedilan yang timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberikan tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baikmenurut kemampuannya.

Keadilan Distributif adalah keadilan akan terlaksana apabila hal-hal yang sama diperlakukan sama dan yang tidak sama secara tidak sama.

      Keadilan Komutatif adalah proses asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat dalam interaksi.

Manusia dan cinta kasih


1.      Pengertian cinta kasih
Menurut W.J.S. Poerwadarminta, Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang, sangat kasih atau sangat menarik hati. Sedangkan Kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada sesorang atau belas kasih. Dengan demikian arti cinta dan kasih hamper bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih.

 

Walaupun mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan diantara keduanya. Cinta lebih mengandung perasaan yang mendalam, sedangkan kasih lebih hanya perasaan yang melingkupi rasa diluarnya dari cinta. Dengan kata lain bahwa bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih baru muncul secara nyata.

Cinta begitu memegang peranan yang dapat mengendalikan kehidupan seorang manusia, contohnya pada saat perkawinan, berpacaran, atau keluarga. Diluar hubungan tersebut cinta juga bisa diterapkan di masyarakat, organisasi, dan wadah lainnya yang membutuhkan interaksi dengan orang lain, hanya saja kita yang dapat menempatkan cinta dan kasih itu harus ditempatkan seperti apa perasaannya.

Demikian juga rasa cinta juga sebagai pengikat antara hubungan dengan Tuhan yang Maha Pencipta sehingga dengan adanya cinta manusia dapat menyembah Tuhan dengan tulus dan ikhlas, menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya karena rasa cinta kepada Tuhan manusia lebih bisa mengontrol hidupnya dengan sesuai peraturan dan syariat kehidupan kepercayaannya masing-masing.

Dalam kutipan buku karangan Erich Fromm disana disebutkan bahwa “Cinta itu terutama adalah memberi, bukan menerima”

Dalam agama islam cinta memiliki tingkatan tertentu, adalah :
a.       Cinta kepada Allah SWT
b.      Cinta kepada Rasullullah SAW
c.       Cinta kepada Orang tua
d.      Cinta kepada Saudara, dan sesama Muslim
e.       Cinta kepada diri sendiri

Pada hakekatnya cinta adalah energi yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Cinta timbul dari perasaan seseorang lalu terbentuklah saling mencintai, karena perasaan tersebut lalu terjalin rasa pengorbanan, ketulusan, kesetiaan, dan keihlasan yang saling menjaga.